Pengantar
Tulisan ini saya buat hanya untuk sedikit berbagi mengenai presfektif saya dalam memandang 2 hal yang sering di identikkan oleh sebagian orang sama tanpa terlebih dahulu melihat secara jernih antara ‘islam dan Terorisme” sebagai 2 hal yang berbeda , tetapi ada sebagian orang yang berusaha untuk terus menyamakan 2 hal ini demi kepentingan – kepentingan tertentu. Sebelum,tulisan ini lebih panjang dan membosankan ,saya akan mengutip salah satu terjemahan ayat dari Al-Qur’an : Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(QS.An-Nisa:86). Alhamdulillah, islam merupakan agama yang selalu mengajarkan manusia untuk selalu saling hormat – menghormati dan saling menghargai. Tetapi masih ada saja oknum yang mengatasnamakan dirinya paling mengerti mengenai islam mengatakan kalau agama ini mengajarkan tentang hal – hal yang bisa merusak identitas manusia sebagai mahluk sosial.
Rasulullah SAW pernah bersabda : “Kalian tidak akan masuk surga kecuali beriman. Tidak termasuk beriman kecuali saling sayang menyayangi. Inginkah aku tunjukkan pada kalian sesuatu yang bila kalian kerjakan dapat mempererat kasih sayang? Sebarkan salam di antara kalian”(Hr. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibn Majah).Alhamdulillah,ternyata Rasulullah SAW , mengajarkan kita untuk senantiasa merawat perdamaian dengan cara mengucapkan salam kepada sesama muslim.Cukup menarik memang melihat berbagai macam fenomena yang terjadi akhir – akhir ini dengan munculnya berbagai model manusia yang mungkin bisa dijuluki sebagai “pelacur Intelektual” , yang mencoba menyamakan 2 hal yang sebenarnya ia sendiri mengerti kalau apa yang dilakukan nya menunjukkan ketidakpahaman nya terhadap 2 hal ini , semoga Allah Swt memberikan hidayah bagi mereka yang “melacurkan intelektualitas” untuk kepentingan oknum tertentu.
Namun pada dasarnya tulisan ini bukanlah sebuah penghakiman kepada mereka yang diberi julukan “Pelacur Intelektual” . tetapi saya mencoba untuk berbagi pikiran dan keresahan saya dalam meihat 2 hal ini yakni islam dengan konsep Jihad dan Terorisme yang di tinjau dari segi Filosofis yang akan berusaha saya jabarkan setelah pengantar ini , Tulisan ini juga akan berusaha membedakan kedua hal ini secara solid , agar saya dan para pembaca memahami nya pula secara solid.
Konsep Jihad dalam Islam
Pertama sekali saya ingin menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang menyeluruh yakni mengatur setiap sendi kehidupan manusia baik dari sosial , ekonomi bahkan pada tataran politik sekalipun , Dalam hal ini islam juga memberikan penjelasan mengenai :jihad” yang hari ini sering disimpangkan oleh para “pelacur intelektual” dalam banyak kesempatan. Secara bahasa kata Al-Jihaad berasal dari kata Jaahada yang berarti “al-juhd”(Kesulitan) atau “Al- jahd (tenaga dan kemampuan).Jihad jika dilihat menggunakan pendekatan bahasa adalah bagaimana seorang muslim memaksimalkan kemampuan dan tenaga nya baik secara perkataan dan juga perbuatan nya ,secara syari’ah berarti seorang muslim mengerahan dan mencurahkan segala kemampuan nya untuk memperjuangkan dan menegakkkan islam demi mencapai ridha allah swt . oleh karena itu jihad selalu diringi dengan kata Fi sabillah untuk menunjukkan bahwa jihad yang dilakukan oleh ummat islam wajib dan sesuai dengan ajaran ummat islam agar memperoleh ridha dari allah swt. Jihad merupakan sesuatu yang berharga , atau bisa dikatakan sebagai harta yang diwarisi oleh setiap ummat muslim diseluruh dunia . Mengutip perkataan dari Iman Syahid Hassan Al-Banna “Jihad merupakan sebuah kewajiban terikat ummat muslim yang akan selalu terikat sampai hari kiamat “ ,oleh karena nya setiap yang menyatakan dirinya muslim wajib dan harus mau berjihad di jalan allah swt seperti yang dikatakan Rasulullah dalam Hadist nya “Siapa yang mati sedangkan ia tidak berjuang atau tidak mau berjuang. maka ia matidalam keadaan jahilliyah”.
Diranah perputaran sejarah bangsa ini yang sudah menginjak usia 70 , perlu juga kiranya kita tau kalau ulama seperti K.H.Hasyim Ashari juga menggunakan “Resolusi jihad” sebagai salah satu pemikiran beliau untuk ikut berkontribusi demi tegak nya kemerdekaan bangsa ini , atau seperti Bung Tomo lewat pidato nya yang bisa menggerakkan hati seluruh pemuda di indonesai khusus nya di Surabaya dengan “Seruan Untuk Berjihad “ .Lantas mengapa sekarang di indonesia kata “Jihad” di klaim oleh para “pelacur intelektual” sebagai salah satu seruan untuk “meradikalisasi” seseorang agar menjadi seorang “ekstrimis” dan mengganggu keamanan negara ? . Ini perlu menjadi sorotan kita sebagai insan yang berilmu , Di dalam islam jihad juga ada tingkatan – tingkatan nya sesuai dengan konteks yang sedang dialami oleh ummat muslim,tingkatan – tingkatan jihad itu sendiri ada 4 hal :
- Jihadun Nafs ( Jihad untuk memperbaiki diri sendiri )
- Jihadusy Syaiton (Jihad melawan Setan)
- Jihadul Kuffar wal Munafiqin(Jihad Melawan orang kafir dan munafik)
- Jihâd Arbâbuzh Zholmi wal Bida’ wal Munkarât(Jihad menghadapi orang-orang zholim, ahli bid’ah, dan pelaku kemungkaran)
Dan 4 tingkatan jihad ini masih terdiri dari beberapa tingkatan lagi yang berkaitan dengan nya yang menurut Ibnu Qayyim itu berjumlah 13 tingkatan , oleh karena nya jihad bukan lah sesederhana yang dipikirkan oleh para “pelacur Intelektual” itu yang mengidentikkan paham ini akan membuat manusia menjadi ekstrimis atau apapun namanya! .Justru menurut saya konsep ini akan membuat masyarakat muslim indonesia lebih nasionalis dan siap untuk bela negara kapan pun dibutuhkan , Secara logika sederhana konsep jihad adalah konsep yang dibuat oleh Allah swt untuk menguji kualitas dari seseorang , jihad berarti menuntut agar manusia mengeluarkan segala daya dan kemampuan nya demi mencapai tujuan nya untuk menjadi manusia yang ideal seperti yang dimandatkan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu jihad adalah pengorbanan , sebab itulah seorang manusia muslim tidak menuntut atau mengambil tetapi memberikan semua yang dimilikinya . oleh karena nya jihad merupakan sebuah ujian , yang akan menaikkan kelas atau kualitas seorang muslim , Dari uraian diatas bisa dilihat kalau konsep jihad adalah konsep terbaik untuk menjadi manusia yang ideal , konsep ini bukan lah konsep yang asal “strabas “, tidak mempunyai dasar yang jelas yang saat ini diidentikkan sebagai konsep pemikiran dari “Teroris”.
Filsafat Terorisme
Pada bagian ini saya akan mencoba melihat fenomena Terorisme dari sudut pandang filsafat , pisau analisis yang saya gunakan untuk menjelaskan fenomena ini ialah etika, eksistensialisme dan akal budi sebelum lebih jauh membahas terorisme dari sudut pandang filsafat , maka terlebih dahulu harus mengidentifikasikan pengertian dari terorisme,teroris dan teror ? ,
Terorisme menurut KBBI ialah perbuatan kekerasan untuk menimbulkan ketakukan demi untuk tujuan ataupun kepentingan tertentu , teroris ialah orang yang melakukan tindakan kekerasan tersebut untuk memberikan rasa takut kepada orang lain untuk tujuan tertentu, dan teror ialah perbuatan sewenang – wenang untuk menciptakan kengerian dan ketakutan kepada persorangan maupun golongan.
Suatu peristiwa atau kejadian pada dasarnya tidak pernah lepas dari peristiwa lain yang mendahuluinya. Demikian juga dengan timbul dan berkembangnya filsafat maupun terorisme. Menurut Rinjin, filsafat dan ilmu timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia. Kemudian apabila dibandingkan dengan terorisme maka apakah terorime berkembang karena akal budi?. Tentunya berkembangnya terorisme disebabkan karena pemikiran yang salah dan juga ketersediaan sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan terorisme.
Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa berkembang menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga manusia disebut sebagai homo loquens dan animal symbolicum. Dengan akal budinya, manusia dapat berpikir abstrak dan konseptual sehingga dirinya disebut sebagai homo sapiens (makhluk pemikir) atau kalau menurut Aristoteles manusia dipandang sebagai animal that reasons yang ditandai dengan sifat selalu ingin tahu (all men by nature desire to know).
Pada diri manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiosity), yang menjelma dalam wujud aneka ragam pertanyaan.Bertanya adalah berpikir dan berpikir dimanifestasikan dalam bentuk pertanyaan. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya. Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnyasaja kekaguman pada matahari, bumi, dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian mendorong manusia untuk berusaha mengetahui alam semesta itu sebenarnya apa, bagaimana asal usulnya (masalah kosmologis).
Manusia juga berusaha mengetahui dirinya sendiri, mengenai eksistensi, hakikat, dan tujuan hidupnya. Mencermati dari setiap kasus terorisme yang ada dapat memperlihatkan sesungguhnya dalam diri terorisme ada suatu yang menjadi tujuan yang ingin mereka capai , serta di dalam tindakan – tindakan itu kita juga akan berbicara seputar nilai .
Prof. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa nilai-nilai etika paling sedikit mempunyai 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan rasio atau pemikiran, aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan perasaan, sedangkan aspek konatif adalah aspek yang berkaitan dengan kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat.
Kehidupan manusia selalu diwarnai dengan masalah, baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis. Masalah mendorong manusia untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang menghasilkan temuan yang sangat berharga (necessity is the mother of science) dan juga menghasilkan temuan yang sesat (sesat pikir).
Selanjutnya ketika kita melihat satu fenomena dari banyak kasus teroris yang sudah terjadi diseluruh belahan dunia ada beberapa point penting yang perlu kita garis bawahi yakni , pada point eksistensi , etika dan juga fallacy (sesat pikir dalam memahami sesuatu, Terorisme sesungguhnya bisa kita lihat dari cara amerika serikat membumihanguskan setiap negara yang ia inginkan sesuatu dari negara itu , bagaimana Israel membombardir habis kawasan jalur Gaza di palestina dan banyak lagi peristiwa lainnya .Semua peristiwa itu jika kita coba untuk melihatnya secara lebih jernih maka tiga point yang bisa kita lihat :
- Eksistensi yakni kaum eksistensialisme, keberadaan manusia di dunia ini karena “terlempar”dan“terdampar”, tahu-tahu sudah ada di dunia. Keberadaan manusia di dunia bukan atas kemauannya, meliankan inilah sebuah realitas dan nasib manusia. Memang awalnya keberadaan manusia di dunia ini masih belum jelas (absurd) hanya saja seiring berjalannya waktu manusia dihadapkan pada kenyatan bahwa manusia harus terus bereksistensi. Dalam menjalankan dan mempertahankan eksistensinya, manusia selalu dihadapkan pada keharusan dan pilihan, tetapi manusia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya. Disamping kebebasan, manusia pun disandingkan dengan tanggung jawab atas kebebasan yang dimiliki. Dalam menjalani perannya sebagai manusia, seorang individu akan terus memujudkan apa saja yang telah direncanakan, inilah yang disebut manusia meg-ada-kan dirinya sendiri, tetapi manusia yang melakukan tindakan terorisme justru sebenarnya mengingkari “eksistensialisme” itu sendiri
- Etika yakni kita lihat pada aspek ke 3 nya saja yakni “konotatif “ karena aspek ini sangat bersinggungan dengan tujuan mereka untuk membuat semacam “teror”
- Fallacy yakini terjadinya sesat pikir yang menyebabkan pemahaman nya terhadap sesuatu hal itu melenceng dari yang sebenarnya , seperti gagal nya seseorang dalam memhamai konsep jihad , yang sebenarnya itu yang embuat hal ini karena banyak nya para “pelacur intelektual” yang membuat suatu buku misalnya dan kebetulan buku itu tidak sesuai dengan konsep jihad dalam islam ,dan akhirnya dibeli oleh orang yang awam maka akan bahaya akibatnya kalau dia mencoba menginterepretasikan buku itu
Kesimpulan :
Maka didalam kesimpulan ini bisa kita lihat secara jernih mengenai perbedaan antara konsep jihad dalam islam dan terorisme yang tidak jelas defenisi bahkan ruh perjuangan nya apa ? sehingga melakukan tindakan tidak rasional , lebih lanjut saya menegaskan di sini kalau islam tidak pernah mengajarkan tentang suatu paham yang menyebabkan orang menjadi ekstrimis atau bahkan teroris , karena agama islam mengajarkan setiap muslim untuk selalu menjaga kasih sayang di antara muslim maupun dengan kawan – kawan non – muslim , Konsep jihad dalam islam saya tegaskan juga disini kalau konsep ini bukan konsep terorisme karena konsep ini memiliki satu kenjelasan tersendiri dalam konsep nya, artinya ada hal –hal yang bisa dirujuk, dilihat untuk mempelajari jihad secara benar bahkan ada ulama – ulama muslim yang siap untuk menjelaskan secara detail mengenai konsep ini , sedangkan konsep pemikiran tentang terorisme tidak ada atau bisa dikatakan seara sederhana , Jihad itu adalah suatu konsep yang didasarkan dengan keikhlasan hati untuk berkorban kepada allah sedangkan Terorisme didasarkan pada hawa nafsu untuk meng-eksistensikan diri.
Miftah Rinaldi Harahap
(Kadept .Kebijakan Publik KAMMI UGM )
Sumber yang digunakan :
QS.An-Nisa:86
Hr. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibn Majah
Ketut Rinjin, 1997, Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu Sosial Dasar, CV Kayumas, Bandung, hal. 9-10
Soerjono Soekanto et a,.1994, Antropologi Hukum : Proses Pengembangan Ilmu Hukum Adat. CV. Rajawali, Jakarta, hal. 202 – 203.